Menarik kiriman buku baru lewat WA, “Fire and Fury, Inside the Trump White House.” Cerita wartawan Micheal Wolff yang mengamati bagaimana perilaku Trump di tempat kerjanya.
Kemenangan Trump adalah kemenangan “aneh”, sebab kemenangan itu disinyalir dilakukan dengan keanehan-keanehan, politik identitas dan hoax. Sehingga saat itu ramai di Majalah Time dan media lainnya tentang Post-Truth.
Lihat disini : https://pendidikanpositif.com/2017/03/03/era-post-truth/
Sekarang ini pemerintah melakukan upaya untuk memberantas Hoax/Fax News tersebut, walaupun tidak mudah. Undang-undang ITE, Gambar dibawah adalah upaya itu. Tetapi Post-Truth lebih sulit diberantas…walaupun “kawah-simulakra”-nya ada pada informasi serampangan dan hoax.
FITNAH LEBIH KEJAM DARI PEMBUNUHAN
Fitnah dari kata Fatana-Yaftunu yang artinya memisahkan emas-murni dari logam lainnya.
Dengan adanya Fitnah, akan terpisahlah orang yang standart, sekadarnya dengan orang yang sungguh-sungguh, berhari-hati dan mencari kebenaran serius.
Mengapa al Qur’an secara jelas menyebutkan itu? Pembunuhan baik itu antar peribadi, perang dan pembunuhan antar kelompok masih sedikit dampaknya dibandingkan informasi hoax, fax news dan fitnah yang disebar, disampaikan, ditulis dalam buku-buku, sejarah dan itu diinternalisasi, diyakini sebagai sebuah pandangan bahkan ideologi dan aliran-keberagamaan.

Fire Fury Micheal Woffs
Maka dampak informasi hoax/fitnah, bahkan post-truth akan terus menggelinding tinggal menemukan pemantik, pemicu, moment….akan menentukan daya ledaknya. Persekusi, pembunuhan karakter kelompok, sentimen dst….termasuk pembunuhan dan perang yang berulang-ulang.
Karena kekacauan informasi ini, maka butuh pengimbang….untuk itu, pembatasan untuk itu. UU ITE, Pengaduan, pelaporan sehingga menimbulkan efek jera dst. Walaupun masih tahap awal dan belum efektif, tetapi itu mesti dilakukan. Pemerintah harus segera melakukan itu……apapun titik lemahnya (mungkin juga penyebar hoax, mungkin tebang pilih dst….ini memang layak didiskusikan).
Coba lihat kasus : Tentang PKI? Karena informasi simpang siur saya anggap hoax (kanan-kiri). Kalau informasi kanan benar berarti yang kiri Hoax dan sebaliknya (walaupun tidak bisa hitam-putih). Tetapi apa yang terjadi?
500.000 bahkan ada yang berkata 2.000.000, manusia Indonesia yang terbunuh, dan sentimen kebencian kanan-kiri belum terselesaikan (disini tidak sedang dibahas siapa yang benar).
Hoax harus serius agar dipercaya, harus “gede”, sebab dengan itu maka “Kebenaran yang diulang-ulang 25 kali = Kebenaran” akan terbukti.
Bayangkan kalau hoax itu ada dalam keyakinan keberagamaan kita….akan sangat runyam kita. Akan merugi….yang kita anggap benar padahal salah dan sebaliknya.
Apa yang mesti dilakukan? Tidak ada lain kecuali sangat-sangat kritis, hati-hati dan mengembangkan “Nalar-Moderat.” Lihat disini
: https://pendidikanpositif.com/2017/…/27/makna-nalar-moderat/
Muhammad Alwi Pendidikan Positif
Edisi : #MerawatAkal