Renungan :
Kita tahu bahwa banyak orang yang diberikan kelebihan oleh Tuhan, bahkan dianggap suci dan memiliki karamah atau mukjizat. Tetapi perlu disadari bahwa, setiap orang yang lahir dari rahim seorang wanita terikat oleh aturan dari dunia fana, artinya dia tidak bisa lepas kelahiran, usia tua, penyakit dan kematian.
Ketika orang dengan segenap ketulusan jiwa dan raganya untuk menghapus kejahatan dan membangun tatanan hidup yang baik dan benar. Ketika aib dan dosa dalam diri bisa diperangi…Maka Tuhanpun akan melakukan keajaiban untuk melindungi moralitas, untuk menetapkan kesejatiannya.
Ketika seseorang berserah dan membuang keegoisannya dan segala dosanya dan siap untuk mengorbankan segala miliknya. Maka seluruh ciptaan akan diberkahi dengan mujizat. Ini adalah keseimbangan penciptaan. [sehingga jangan heran keajaiban-keajaiban itu bisa muncul dimana saja]. Tuhan hanya melakukan mujizat ketika ada yang melawan hukum alam [kedholiman yang dahsyat dan lawannya kebaikan yang dahsyat]. Namun, Kesejatian yang sebenarnya ada dalam hati setiap umat. [Bukan urusan keajaiban, karamah dan mukjizat]. Sehingga manusia jangan pernah menyerah untuk berjuang.
Setiap kali seseorang berjuang untuk menghindari dosa, bahkan dalam berntuk perjuangan yang kecilpun, Tuhan akan melakukan mukjizat untuk melindunginya. Termasuk di saat seorang banyak mendapatkan ketidakadilan, tetapi mereka tidak pernah punya niat untuk melawan hukum, walaupun setelah begitu banyak penghinaan, rasa sakit dan penindasan.
Manusia-manusia agung dan suci, tidak menerima kekalahan [melawan kebenaran walaupun menderita termasuk dicurangi]. Itu sebabnya, Tuhan menunjukkan keajaibanNYA. Artinya jika kita ingin untuk mencari bantuan dari alam semesta dan juga dari Tuhan pastinya, maka pertama-tama berserahlah dan jauhilah keegoisanya dan segala dosa-dosa. Belajarlah untuk tetap tegar disegala keadaan!
Banyak contoh-contoh itu, bagaimana Nabi saw saat perjanjian di lembah Syi’ib Abu Thalib, mereka diboikot sedemikian rupa dan akhirnya perjanjian itu (yang terbuat dari kulit) dimakan rayab, yang artinya perjanjian berakhir. Bagaimana Sayyidina Ali yang menjebol benteng khaibar saat itu. Bagaimana Sayyidina Ali dikalahkan oleh politik licik Muawiyah dan Amr Ibn Ash? Ali kalah tetapi dunia dan alam mengenangnya sebagai kebenaran, keadilan dan dialah sejatinya yang menang. Banyak ayat dan hadist yang menunjukkan bahwa alam akan tunduk dan diberikan kepada mereka-mereka yang bertaqwa. Tetapi apakah mereka tidak seharusnya kalah? Ada ketentuan-ketentuan Allah yang tidak bisa diubah, sehingga kita hanya diwajibkan untuk berupaya semaksimal mungkin. Keyakinan bahwa kalau aku taqwa maka akan begini dan begitu itu sudah bukan taqwa lagi. Pasrah dan tersenyum dengan ketentuannya (ridha) dan berupaya semaksimal mungkin itulah nilai kesejatian manusia.