Studs Terkel : Siksaan Yang di Mulai Hari Senin Hingga Hari Jum’at…..?

qoute pekerjaan“Aah…akhirnya selesai sudah pekerjaan hari ini. Sekarang hari jum’at sore….aku sudah punya acara, ke puncak mulai malam sabtu sampai minggu sore. Aku harus refreshing untuk hari sabtu-minggu ini.”
Inilah teks, kata-kata yang sering keluar dari orang-orang di Jakarta, dikota-kota besar, bahkan dimana-mana sekarang ini. Pekerjaan, bekerja adalah hal yang melelahkan, tak terhindarkan dan ingin sekali seandainya mampu dihindari oleh banyak orang.

Mungkin inilah kebenaran teks Studs Terkel dengan kata-katanya, “Siksaan yang dimulai pada hari senin hingga hari Jum’at”. Kalau menggunakan teks Karl-Mark, bahwa manusia itu teralienasi (terasingkan) dari pekerjaannya. Makrk mengatakan bahwa, saat bekerja justru menjadikan mereka bukan dirinya, bukan diri-kemanusiaannya.
Pekerjaan yang semestinya adalah ekspresi pencarian makna, pencarian jati-diri dan perealisasian diri, tetapi karena system kapitalisme dunia kerja, maka manusia justru ingin cepat-cepat lepas dari pekerjaannya. Kata-kata, ‘haaaah….sudah selesai’, ‘aah….hari ini Jum’at malam sabtu’, adalah hal-hal yang sering kita dengar dimana-mana dan itu tanda pekerjaan tidak menyenangkan mereka.

Sebuah Konsultan Bisnis, Robert Half International melaporkan bahwa rata-rata pekerja kantoran “mencuri” waktu kerja selama empat setengah (4,5) jam per minggu dengan cara datang terlambat, pulang lebih cepat, pura-pura sakit, atau terlibat da­lam kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Gallup menunjukkan bahwa indikator kepuasan kerja merosot sebanyak 3 sampai 8 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kata Yunani untuk “work” (= ponos) sesungguhnya berarti “sakit,” dan dalam Kitab Injil (Alkitab) menggambarkan pekerjaan sebagai hukuman dari Tuhan yang diberikan kepada Adam dan Hawa karena ketidakpatuhannya. Kalau melihat catatan sejarah, pekerja pabrik awal revolusi industry, dimana pabrik yang pengap tempat para-buruh bekerja selama 16 per-hari adalah hal yang masuk akal.

Tetapi kata dengan work dengan arti yang cukup berbeda. Kata vocation atau ‘pekerjaan’ dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin vocare yang berarti “memanggil.” Disini seakan ada sebuah panggilan, ada sebuah pilihan, antara kemampuan, passion dengan pekerjaan yang menunggu. Dalam hal ini seseorang bekerja karena merasa mendapat panggilan atau ajakan atas sesuatu, sehingga dalam mengerjakan tugas yang paling membosankan sekalipun dapat melahirkan inspirasi atau makna.

Sangat menarik ucapan Thomas Carlyle, “Berbahagialah orang yang telah menemukan pekerjaan-nya, semoga dia tidak memohon karunia yang lain.” Sebab pekerjaan adalah waktu terbanyak yang sebagian orang habiskan, dan memang selayaknya seperti itu, sebab pekerjaan “SEMESTINYA” adalah upaya perealisasian diri. Tetapi apakah itu benar dewasa ini? Pekerjaan adalah perealisasian diri? Menurut saya, “Sekali anda menemukan pekerjaan anda, maka anda tidak akan bekerja seumur hidup”.  sebab saat itu sebenarnya kita sedang berain-main, bukan bekerja. Seorang ateis seperti Jean-Paul Sartre menjelaskan bahwa pekerjaan merupakan “makna seseorang.”

Menurut pengamat ‘tren’ Daniel Yankelovich, akhir-akhir ini telah terjadi suatu perubahan di kalangan pekerja muda Amerika, yaitu dari etika “bekerja untuk uang” berubah menjadi “bekerja untuk kepuasan pribadi”. “Para pekerja yang usianya lebih muda dan lebih terdidik,” kata Yankelovich, “telah mendapatkan suatu penemuan penting bahwa pekerjaan, bukan waktu senggang, dapat memberikan apa yang dicarinya – suatu penyaluran untuk aktualisasi diri maupun untuk mendapatkan materiil.

Dari hal-hal diatas, maka ada 2 hal yang semestinya dilakukan tentang hal yang berhubungan dengan pekerjaan yaitu Pertama, Mengalir Menuju Sebuah Kepuasan dan kedua, mengatasi stress dan acadia (kejenuhan).

Succes and HappyMengalir Menuju Sebuah Kepuasan Kerja

Akhir-akhir ini pencarian akan kepuasan kerja yang intensif menjadi tema-tema riset penting. Disamping bidang-bidang khusus, Organizational Behavior (sebuah mata-kuliah) di sekolah manajemen, membahas stress kerja dan menuju kepuasan kerja adalah hal yang mesti dipelajari.

Menarik untuk dilihat, bahwa passion, panggilan yang terdapat dalam vocation, vocare (baca : pekerjaan), setiap manusia itu berbeda-beda. Mungkin inilah kebenaran teks yang mengatakan, “Seringkali orang yang hebat (orang yang benar), ditempat yang salah.” Inilah yang sering terjadi dan penyebab mengapa sebuah kepuasan sulit dilakukan dan stress malah gampang diproleh. Karena banyak manusia yang salah tempat dan passion-nya.

Mihaly Csikszentmihalyi, guru besar psikologi University of Chicago, menulis dalam bukunya Flow : The Psychology of Optimal Experience. Mengatakan bahwa selama pengalaman flow, seorang individu merasakan suatu vitalitas, kewaspadaan, kekuatan, kendali dan kepuasan yang meningkat. Flow sering didapatkan bila manusia-manusia bekerja seakan bermain-main. Dan ini didapatkan kerena pekerjaannya adalah dirinya, passionnya, bakat dan minatnya.

Saya melihat banyak teman-teman saya, yang mungkin kuliah dengan baik, punya kecerdasan cukup, bahkan lebih dari lainnya. Setelah sukses kuliah, wisuda, dia tidak mengembangkan karier keilmuawannya sama sekali yang sesuai dengan jenjang pendidikan-kuliahnya. Mengapa? Seakan gelar itu, profesi itu hanya bagian dari kerja, yang bukan permainannya. Orang-orang seperti ini kata Mihalyi jarang mengalami flow di dunia kerjanya, jarang menghasilkan sesuatu prestasi yang gemilang atau spektakuler. Para jenius, para peraih hadiah nobel, mereka meneliti, bekerja seakan-akan mereka bermain-main.

Saat orang bermain-main, maka itulah perealisasian dirinya, itulah minat dan bakatnya, disitulah mereka tidak akan pernah lelah. Mereka berhenti hanya dikarenakan kebutuhan makan, mandi dan kewajiban lainnya, selesai itu semua, setelah selesai kepenatan fisik (secara fisiologis), mereka-mereka ini akan kembali lagi ke-PERMAINAN-nya, ke passion-nya, ke panggilannya, ke pekerjaannya.
[Bagaimana menemukan bakat-minat? lihat Cara Mudah Menemukan Bakat Minat Kita (1)Cara Mudah Menemukan Bakat Minat Kita (2)Minat – Bakat dan Pendidikan Positif]

Joe Kramer dan Eugene Russell, dua dua orang yang diteliti dengan pengalaman flow. Mereka ini sangat meminati pekerjaannya, sangat suka dengan apa yang dilakukannya. Joe Kreamer adalah tukang las di Chicago, sementara Russell adalah seorang penyetem-piano. Kreamer berkali-kali dipromosikan dalam jabatan administrasi tetapi ia menolaknya.

Kreamer punya kecerdasan Spatial/Kinestetik-jasmani. Dengan 2 minat/bakat yang dimilikinya, maka pekerjaan melakukan ‘bongkar-pasang mesin’, memperbaiki mesin adalah hal yang sangat pas buatnya. Demikian juga Russell, dengan kecerdasan Musik, Kinesthetik (kita tidak mendeteksinya diarah Spatial), maka menyetem piano dan sejenisnya adalah hal yang sangat pas. Seandainya Russell menjadi sales-piano, dimana pekerjaan itu sedikit berhubungan dengan bunyi dan banyak cuap-cuap meyakinkan pembeli (kecerdasan linguitik dan interpersonal), mungkin dia akan cepat bosan. [lihat juga di Hubungan MI, Sukses dan Talent Manajemen]

Buku ku....bagusPeter-Druker mengatakan; “Setiap orang akan sampai pada tingkat ketidakbecusan”. Ini adalah hal penting dalam memilih dan menerima sebuah promosi jabatan. Seandainya Kreamer tadi menerima posisi administrasi yang membutuhkan kecerdasan, linguistik, interpersonal dan logis-matematis. Maka ketidak-becusan bisa jadi menghantui dan menimpa pada kedua orang tadi. Dimana dalam pekerjaannya sekarang, mereka sukses, puas, bahagia dengan tingkat flow yang cukup intent.

Disinilah minat-bakat, observation multiple Intelligence (mendeteksi multiple kecerdasan), adalah sebuah hal penting, sehingga kita tidak akan salah tempat, salah ditempatkan serta salah dalam promosi dan dipromosikan.

Hidup akan sukses bila kita menempati ditempat yang itu adalah passion kita, yang itu adalah kecendrungan kecerdasan kita. Sebab disana kita akan mampu berlama-lama, mengeluarkan seluruh kemampuan kita, dan disana kita akan menjadi expert (dibandingkan yang lain). Dan seandainya kita tidak sukses dalam ukuran material umumnya (tidak kaya, hanya sekadar cukup), tetap kepuasan, kehagaiaan akan mudah melekat pada kita. Jangan sampai, Siksaan pada diri kita akan dimuali pada hari senin hingga hari Jum’at”.

Mengatasi Stress dan Acadia (Kejenuhan)

Stress adalah tegangan yang berlebihan. Tantangan, adrenalin adalah sebuah hal yang positif dan penting bagi manusia. Tetapi bila tantangan itu bukan hal yang diinginkan, tantang itu adalah sebuah kewajiban dan terus-menerus, maka tegangan-tegangan itu akan menjadikan stress. Apalagi tuntutan persaingan, ketidak pastian masa depan, budaya hidup materialism, bayangan pemutusan hubungan kerja karena tuntutan berlimpahnya SDM, tuntutan pengalaman dan kemampuan baru dst.

Era tehnologi sekarang menciptakan; Kehilangan privasi, banjir informasi, erosi hubungan tatap muka, terus mempelajari hal baru, ditolak promosi karena kurangnya pengetahuan. Inilah hal-hal penyebab stress karena tegangan-tegangan kehidupan yang berlebih.

Bagaimana mengurangi stress dunia kerja? Kita mesti tahu bahwa dunia kerja meraih sukses dan sukses. Yang tidak kompetitif, yang tidak efisien, tidak mampu bersaing minggir dan menjadi dianggap “tidak becus”.

Karena pola dunia seperti ini, kita mesti cermat dalam mendefinisikan kesuksesan. Bila tidak, bukan sukses yang kita dapat, malah akan stress. Kalaupun ‘sukses’ yang kita dapat, bukan sukses yang sebenarnya, bukan sukses yang membahagiakan tapi success toxic. Dr. Pearsall melakukan cukup penelitian terhadap sukses toxic ini. Ia mengusulkan 3C agar tidak stress dan sukses toxic yaitu; Contentment, Calm, Connection  ( = 3K, Kepuasan, Ketenangan dan Ketersambungan).

Happines

1) Kepuasan ini berarti syukur, kalau kita mengutip David Myer, penulis buku The Persuit of Happiness, mengatakan, “Bukan memperoleh yang kamu inginkan, tetapi menginginkan yang kamu peroleh”. Hadist nabi mengatakan, “Hendaklah kamu puas dengan apa yang telah Allah bagikan untuk kamu, kamu akan menjadi manusia yang paling kaya”.

Seringkali saya katakan, a) Baik kita bersyukur atau tidak bersyukur, maka itulah yang kita akan terima. Maka secara hukum akal sehat, kita mesti lebih baik mensyukurinya. b) Kita mengetahui sebagai manusia beragama, apapun itu adalah pembagian Allah, itu ketentuannya. Dia-lah maha Adil, maha Rahman, Rahim. Maka pembagiannya adalah terbaik. Tanpa berarti kita harus pasrah, determinisme.

2) Ketenangan. Disini berarti memperlambat tempo hidup. Santai, tidak menggebu-ngebu yang over, tidak sabaran. Hidup sekarang seakan-akan dikejar-kejar waktu, dikejar-kejar tagihan (kartu-kredit), budaya instan, cepat saji, melimpah informasi dst.

3)  Ketersambungan. Dengan kepuasan, kesabaran, ketenangan, kita akan memperoleh ketersambungan dengan sesama kita, tetangga, anak-anak, saudara dan lingkungan termasuk yang pasti dengan  Tuhan Yang Maha Kuasa.

Jadi kesimpulannya agar kita bisa sukses, maka kerjakan yang merupakan passion kita, kecendrungan diri kita……dan untuk memaknai itu agar kita menjadi Sukses dan sekaligus bahagia, maka lakukanlah 3C. Hubungkanlah kerja-kerja sukses itu dengan rasa syukur, introspeksi (memperlambat tempo, ritme hidup, mengevaluasi diri, ingat kesadaran diri) dan ketersambungan dengan sesama dan yang maha kuasa. Dengan itu Insya Allah Sukses sekaligus Bahagia akan kita raih. Amien.

Wallu a’lam : Bagaimana menurut Anda?

Foto Ana Jakarta Oke

Muhammad Alwi S.Psi,.MM

Penulis: Guru, mantan kepala sekolah, konsultan manajemen dan pendidikan. peminat studi pendidikan, fisafat, psikologi dan agama. Penulis, “Belajar Menjadi Sukses dan Bahagia, Integrasi Multiple Intelligence dan Kurikulum Nasional” (Elexmedia, Kompas-Gramedia, 2011) dan “Anak Cerdas Bahagia dengan pendidikan positif”, (Nouraboo, 2014). Untuk lengkapnya bisa dilihat di : https://pendidikanpositif.com/workshoptraining/

 

 

_____________________

PEKERJAAN MENURUT KHALIL JIBRAN

Seorang peladan datang bertanya., Berilah penjelasan pada kami soal Kerja.
Maka demikianlah bunyi jawabnya:
Kau bekerja, supaya langkahmu seiring irama bumi, Serta perjalanan roh jagad ini.Berpangku tangan menjadikanmu orang asing bagi musim,
Serta keluar dari barisan kehidupan sendiri,

Yang menderap perkasa, megah dalam ketaatannya, Menuju keabadian masa.
Bila bekerja, engkau ibarat sepucuk seruling,
Lewat jantungnya bisikan sang waktu menjelma lagu.

Siapa mau menjadi ilalang dungu dan bisu,
Pabila semesta raya melagukan gita bersama?
Selama ini kaudengar orang berkata, bahwa kerja adalah kutukan,
Dan susah-payah merupakan nasib, takdir suratan.

Tetapi aku berkata kepadamu bahwa bila kau bekerja,
Engkau memenuhi sebagian cita-cita bumi yang tertinggi,
Yang tersurat untukmu, ketika cita-cita itu terjelma.
Dengan selalu menyibukkan diri dalam kerja,

Hakekatnya engkau mencintai kehidupan.
Mencintai kehidupan dengan bekerja, Adalah menyelami rahasia hidup yang paling dalam.

Namun pabila dalam derita kausebut kelahiran sebagai siksa,
Dan pencarian nafkah sebuah kutukan yang tercoreng di kening,
Maka aku berkata bahwa tiada lain dari cucuran keringat jua,
Yang dapat membasuh suratan nasib manusia.

selama ini kau dengar orang berkata bahwa hidup adalah kegelapan
dan dalam keletihanmu kau tirukan kata-kata mereka yang lelah
namun aku berkata bahwa hidup memang kegelapan kecuali: jika ada dorongan
dan semua dorongan buta belaka, kecuali: jika ada pengetahuan
dan segala pengetahuan adalah hampa, kecuali: jika ada pekerjaan
dan segenap pekerjaan adalah sia-sia, kecuali: jika ada kecintaan
jikalau kau bekerja dengan rasa cinta,
engkau menyatukan dirimu dengan dirimu,
kau satukan dirimu dengan orang lain, dan sebaliknya,
serta kau dekatkan dirimu kepada Tuhan

dan apakah yang dinamakan bekerja dengan rasa cinta?
laksana menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu,
seolah-olah kekasihmulah yang akan mengenakan kain itu

bagai membangun rumah dengan penuh kesayangan,
seolah-olah kekasihmulah yang akan mendiaminya dimasa depan.
seperti menyebar benih dengan kemesraan, dan memungut panen dengan kegirangan,
seolah-olah kekasihmulah yang akan makan buahnya kemudian.

Seringkali ku dengar engkau berkata-kata, laksana menggumam dalam mimpi,
“dia yang bekerja dengan bahan pualam, dan menemukan didalamnya bentuk jiwanya sendiri, lebih tinggi martabatnya daripada dia, si pembajak sawah.”
“dan dia yang menangkap pelangi dilangit untuk dilukis warnanya, menyerupai citra manusia, diatas kain, derajatnya lebih mulia dari dia, si pembuat sandal kita”

namun aku berkata, tidak didalam tidur, melainkan dikala jaga sepenuhnya, ketika matahari tinggi, bahwa angin berbisik tidak lebih mesra di pohon jati raksasa, daripada di rerumputan yang paling kecil dan tanpa arti.
dan hanya dialah sungguh besar, yang menggubah suara angin, menjadi sebuah simponi, yang makin agung karena kasih sayangnya.

kerja adalah kerja yang mengejawantah.
dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta, hanya dengan enggan, maka lebih baiklah jika engkau meninggalkannya, lalu mengambil tempat didepan gapura candi, meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan suka cita.

sebab bila kau memasak roti dengan rasa tertekan, maka pahitlah jadinya dan setengah mengenyangkan.
bilamana kau menggerutu ketika memeras anggur, gerutu itu meracuni air anggur.
dan walupun kau menyanyi dengan suara bidadari, namun hatimu tiada menyukainya, maka tertutuplah telinga manusia dari segala bunyi-bunyian siang dan suara malam hari.

[Pusia ini diambil dari, Khalil Gibran Khalil, dalam buku, “SANG NABI”, Bagian, “Pekerjaan”].

 

 

 

 

 

Tentang pendidikan positif

Kami adalah Pendidik, Guru, Dosen dan Trainer. Riwayat Pendidikan : S1 : Manajemen dan Psikologi. S2 : Manajemen Human Resource, Univ Brawijaya Malang S3 : Manajemen Pendidikan Univ Negeri Malang. Kami mengembangkan Seminar, Workshop, dan berbagai Test berbasiskan psikology. Mulai dari 1. Workshop berbasiskan Multiple Intelligence, Topografi Otak, Power Personality, Performance Barrier, Succes with Understanding Personality, Otak Kanan- Otak Kiri, bagaimana mengetahui dan memanfaatkannya untuk sukses dll. Semua itu untuk pengembnagan SDM dan Human Capital. Baik untuk Guru, anak-anak (TK, SD, SMP, SMA, PT), juga untuk karyawan Industri dan Perusahaan. 2. Test test yang mendukung workshop dan seminar diatas seperti; a) Test Multiple Intelligence, b) Test Personality, c) Test Performance Barrier dll. Konsep Kami adalah......Discovering Your Royal road to learning, achievable and Personal Satisfaction. Bagaimana caranya? Caranya dengan discovering your talent, your ability (dengan pemahaman, test), the right place....maka sukses dan bahagia akan mudah didapatkan. Positif Pendidikan adalah Pendidikan yang berusahan menjadikan pebelajar (siapapun yang belajar), akan mampu untuk meraih tidak hanya sukses (achievable) tapi juga bahagia (will-being). Success and Happy.
Pos ini dipublikasikan di Filsafat dan Agama, Pendidikan Psikologi dan tag , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar