Rocky Gerung dan Kesalahan Diski

Sebut Kitab Suci Adalah Fiksi Rocky Gerung dilaporkan ke PolisiRocky Gerung mencuat namanya setelah dalam sebuah diskusi di ILC dia memaparkan konsep-konsep dengan bahasa yang cukup pelik dan disksi-diksi yang cukup atraktif. Makin ramai karena disamping cukup serius mengkritisi pemerintah, ada sebuah ucapannya yang menjadi polemik yaitu, “Kitab suci adalah Fiksi”.

Kitab Suci adalah Fiksi
Al Qur’an adalah Kitab Suci
Maka : Al Qur’an adalah FiksiRocky Gerung adalah dosen filsafat UI, dengan filsafatnya, dengan ranah keilmuannya mungkin dia sedikit/banyak berbeda dengan orang lain. Selama di ILC saya menganggap dia menggunakan bahasa-bahasa tinggi sehingga peserta ILC-pun harus mengerutkan dahi. Ini sebuah kelebihan atau malah kelemahannya, Wallahu a’lam?

Latar diskusi kemarin sebenarnya agak kurang pas. Saat itu ia berbicara Fiksi yang digunakan oleh Prabowo dalam ramalannya “Indonesia Bubar tahun 2030”. Itu buku Fiksi berjudul ‘Ghost Fleet: A Novel of the Next World War’ ditulis oleh PW Singer and August Cole dan diterbitkan pada 2015.

Gerung berusaha untuk membela/membenarkan Prabowo dengan Fiski itu (memang dia diposisi itu). Untuk mengembangkan tentang fungsi fiksi dan hebatnya/perlunya atau lainnya tentang Fiksi itu, ia menggunakan analogi dengan Kitab Suci. Kitab Suci itu Fiksi walaupun bukan Fiktif. Fiktif adalah kebohongan sementara Fiksi adalah “imajinasi kreatif”.

Tanpak dari penjelasan Rocky bahwa pendekatan empirisme digunakan. Lawan dari Fiksi adalah Reality dst. (Catatan : Fiksi Lawannya Realitas…Woooo???). Jadi kitab suci itu tidak real? Sebagian masih telos/eskatologis….is oke tetapi “tidak real” beda dengan “belum real”

[Bandingkan dengan tulisa ini : Kitab Suci dan Nalar Fiksi: Menguji Pernyataan Rocky Gerung]

Walaupun Rocky berupaya mengatakan bahwa Fiksi itu bermakna “Positif”, tetapi mengatakan Kitab Suci adalah Fiksi, Tidak Real dan Imajinasi kreatif adalah hal lainnya.

Apakah membaca Novel Fiksi = Membaca Kitab Suci? Ini pertanyaan provokatif.

Lalu marilah kita melihat kamus-kamus besar yang ada :
1. Mirriam Webster
Fiction :
something invented by the imagination or feigned; specifically : an invented story
an assumption of a possibility as a fact irrespective of the question of its truth a legal fiction
the action of feigning or of creating with the imagination She engaged in fiction to escape painful realities.

Examples of fiction in a Sentence
She believes the fiction that crime rates are up.
most stories about famous outlaws of the Old West are fictions that have little or nothing to do with fact

2. Cambridge Dictionary
Fiction :
the type of book or story that is written about imaginary characters and events and not based on real people and facts:
The book is a work of fiction and not intended as a historical account.
a writer of children’s fiction
​a false report or statement that you pretend is true:

[ + that ] At work she kept up the fiction that she had a university degree.
When he’s telling you something, you never know what’s fact and what’s fiction.
More examples

This is the acclaimed historian John Taylor’s first sortie into fiction.
Romantic fiction and reference books are a staple of many public libraries.
A thwarted love affair is the (very) stuff of fiction.
Fact is intermingled with fiction throughout the book.
For many television viewers the dividing line between fact and fiction is becoming increasingly blurred.

3. KBBI
Arti kata Fiksi – fik-si n 1 : Sas cerita rekaan (roman, novel, dsb); 2 rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan: nama Menak Moncer adalah nama tokoh — , bukan tokoh sejarah; 3 pernyataan yg hanya berdasarkan khayalan atau pikiran.

Dari keterangan diatas maka agak sulit memaksakan definisi Rocky dengan 3 kamus-kamus itu. Rocky hanya menangkap sebagian makna dan tidak menangkap lainnya. Dan analogi yang kurang pas sebagai dosen filsafat yang mengerti komponen-komponen analogi.

Mihnah Dimulai??

Saya kurang sependapat dengan Gerung, dan saya pikir memang beliau lebih bagus monolog daripada dialog (terlihat saat pemikirannya mulai diserang di ILC). Makanya dia sering diberikan diakhir.

Kesalahan seperti Gerung (Berfikir Filosofis), Kesalahan seperti Sukmawati (kalimat dalam Puisi) dll itu kesalahan-kesalahan. Tetapi kreativitas yang didalamnya adalah “kebebasan berfikir, olah otak” jangan dibrangus dengan mudah-mudah untuk demontrasi, untuk lapor polisi dan politisasi.

Kasus Sukmawati, Kasus Rocky dll.

Kelompok Rocky atau Kelompok Seniman yang pro-Sukma tidak saling lempar wacana. Tetapi disikapi dengan minta maaf dst. Mungkin juga Rocky tidak akan meneruskan argumentasinya di Twitter. Saya yakin dia dkk belum kehabisan stock argumentasi. Tetapi “persekusi” media, demontrasi dan lapor menjadikan mereka ‘kecut’ dalam diskusi ramai dimedia, padahal itu adalah ajang pembelajaran buat ummat.

Sekal lagi “gerombolan agamawan” membuatnya itu menjadi ajang unjuk rasa dan unjuk gigi. Gerombolan MCA siap dengan viralnya. meme dan hastaq lainnya (mungkin sekarang tidak terlalu viral karena kasus ini tidak selera MCA).

Sekarang orang dengan mudah lapor polisi. Sukmawati dilaporkan, Fadli Zon lapor, Faisal Assegaf lapor, Rocky lapor, bahkan Puisi Gus Mus mau dilaporkan saat dibaca calon gubenur Jateng Ganjar (tetapi tidak jadi, karena ternyata itu milik Gus Mus)….dan semuanya saling lapor-melapor. Ini Preseden buruk buat kebebasan berfikir dan lainnya.

Orang bisa membela Rocky dan bisa menyalahkan. Perbedaan itu sebuah keniscayaan.

Janganlah kita terlalu semangat akan hal-hal yang seperti itu (bukan berarti tidak boleh), tetapi tidak peka terhadap “Penistaan – Agama” sesungguhnya. Dimana agama dijual dengan harga murah oleh para politisi busuk yang demi kelompoknya demi mengongkosi kerja-kerja kehidupannya mau dan siap menjual apa saja termasuk Agama.

“Agama dan Tuhan tidak perlu dibela” sebab Agama dan Tuhan itu untuk manusia dan dipahami oleh manusia. Dimensi Kemanusiaan, sentuhan agama dan Tuhan dalam manusia itulah yang wajib dibela. (Saya mulai bicara mbulet kayak Rocky….He…he….he….).

Ketidak-adilan, kemiskinan, kedholiman, pembodohan, perbudakan, pengambilan hak, pengabaian kewajiban inilah yang lebih perlu genggap gempita dalam pembelaan.

Tulisan ini lama, 12 April 2018 di laman FB-saya.
Muhammad Alwi
Salam Pendidikan Positif

Tentang pendidikan positif

Kami adalah Pendidik, Guru, Dosen dan Trainer. Riwayat Pendidikan : S1 : Manajemen dan Psikologi. S2 : Manajemen Human Resource, Univ Brawijaya Malang S3 : Manajemen Pendidikan Univ Negeri Malang. Kami mengembangkan Seminar, Workshop, dan berbagai Test berbasiskan psikology. Mulai dari 1. Workshop berbasiskan Multiple Intelligence, Topografi Otak, Power Personality, Performance Barrier, Succes with Understanding Personality, Otak Kanan- Otak Kiri, bagaimana mengetahui dan memanfaatkannya untuk sukses dll. Semua itu untuk pengembnagan SDM dan Human Capital. Baik untuk Guru, anak-anak (TK, SD, SMP, SMA, PT), juga untuk karyawan Industri dan Perusahaan. 2. Test test yang mendukung workshop dan seminar diatas seperti; a) Test Multiple Intelligence, b) Test Personality, c) Test Performance Barrier dll. Konsep Kami adalah......Discovering Your Royal road to learning, achievable and Personal Satisfaction. Bagaimana caranya? Caranya dengan discovering your talent, your ability (dengan pemahaman, test), the right place....maka sukses dan bahagia akan mudah didapatkan. Positif Pendidikan adalah Pendidikan yang berusahan menjadikan pebelajar (siapapun yang belajar), akan mampu untuk meraih tidak hanya sukses (achievable) tapi juga bahagia (will-being). Success and Happy.
Pos ini dipublikasikan di Filsafat dan Agama, Uncategorized dan tag , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar