Al Qur’an Bicara Jalan-Jalan Spiritual (1)

Pengantar Para Arifini?

Foto Ana

Muhammad Alwi

Pada dasarnya manusia itu berbeda-beda, baik tabiat, karakter dan lain sebagainya. Setiap manusia akan melakukan sesuatu sesuai dengan kecenderungannya, kesenangannya, tabiat dan lainnya. “Katakanlah (Muhammad), Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 84). Ada manusia yang awam, khusus bahkan sangat khusus.

Manusia menciptakan kata-kata untuk memenuhi berbagai kebutuhannya sehari-hari berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakannya di alam atau dunia materi ini. Dia tidak memiliki pengetahuan tentang berbagai hubungan, rahmat, dan suasana alam akhirat. Karena itu, dia tidak sanggup menemukan kata-kata guna mengekspresikan semuanya itu. Itulah sebabnya tidak ada kata-kata yang tepat dalam bahasa apa pun di dunia ini yang bisa mengekspresikan berbagai kebenaran dan konsep yang tinggi. Nah karena pengetahuan kita terbatas dan jalan pkiran kita lemah serta sering salah, maka bagaimana kita mengatasi problem ini? Ada 2 kelompok manusia yang mampu mengatasi ini.

Pertama adalah para Nabi, mereka diberi kekhususan oleh Allah untuk mampu berhubungan dengan alam non-material secara langsung. Hanya saja mereka tetap mengatakan “kami juga manusia biasa”, dan mereka diperintahkan oleh Allah untuk berbicara pada manusia secara umum sesuai dengan kapasitasnya. Inilah mengapa para Nabi menggunakan bahasa biasa, figuratif, simbol dan tidak mengungkapkan hakikat cahaya-cahaya spiritual. Walaupun anasir-anasir itu terkadang juga disampaikan hanya “sebagian kecil” kepada sahabat-sahabat pilihannya. Seperti Imam Ali bin Abi Thalib, bahkan Nabi mengatakan, “Akulah tempat/kota ilmu, dan Ali adalah Pintunya”. Kelompok yang kedua adalah manusia-manusia yang diberikan kekhususan oleh Allah dan menmpuh jalan yang telah digariskan oleh para Nabi serta mampu memahami kebenaran-kebenaran tersebut sesuai dengan kemampuan mereka. Mereka juga menggunakan ungkapan figuratif. Disinilah jangan heran para sufi/irfan banyak menggunakan ungkapan-ungkapan pendek, bahasa-bahasa simbol, karena keterbatasan bahasa material dan non-material.

Dengan upaya mereka, ketulusannya, ibadah yang dilakukan (37:128) maka Allah memberi tahukan kepada mereka jalan-jalanNya (29:69), memberikan “kekebalan” terhadap gangguan setan (38: 82-83), dan lain sebagainya. Bahkan mereka dikecualikan dalam perhitungan dihari Kiamat. “Saat ditiupkan sangkakala maka matilah mereka… kecuali siapa yang dikehendaki Allah (39:68), juga (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 169). Keistimewaan mereka juga disebutkan dalam al qur’an, “Dan kamu hanya diberikan balasan atas apa yang telah kamu kerjakan, kecuali orang-orang yang tulus dan ikhlas/muhlisisn (37:39-40). Muhlisin itu bukan diberikan ganjaran setimpal oleh Allah tetapi anugrah murni. Ini boleh dianalogikan dengan seorang yang mengajar ilmu pada orang lain, maka mereka akan mendapat ilmu yang mereka tidak pelajari. Ilmu tambahan/baru itu, tanpa usaha, itu anugrah murni. Mengajarnya sudah mendapat pahala setimpal, tetapi tambahan ilmu itu anugrah-murni (tanpa usaha). “Disana mereka memperoleh apa yang mereka inginkan dan di sisi kami masih ada tambahannya (50:35).

Lihat Juga: Al Qur’an Bicara Jalan-jalan Spiritual (2) dan Pengantar : Perjalanan Spiritual

Pensifatan Allah salah dan kadang dangkal, tetapi Allah berfirman, “Maha suci Allah dari apa yang mereka sifatkan, kecuali apa yang dikatakan oleh hamba-hamba Allah yang tulus dan ikhlas/muhlisin (37: 159-160). Mereka sudah meninggalkan alam material dan kesenangan material, seperti disifatkan oleh Allah, “Agar kamu jangan bersedih dan berduka cita atas apa yang luput darimu, dan agar kamu jangan terlalu gembira dengan apa yang telah diberikan Allah kepadamu… (57:23).

Definisi dan Jalan Arifin

“Orang-orang yang BERIMAN dan BERHIJRAH serta BERJIHAD di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” “Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridaan, dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya, Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 20- 22).

“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang TERBUNUH di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki,” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 169).

Definisi Irfan/tassawwuf adalah cara sempurna dalam beribadah yang berpijak pada cinta, bukan pada takut dan harapan. Imam Ja’far Ash-Shadiq diriwayatkan pernah mengatakan, “Ada tiga macam orang yang beribadah. Ada orang yang beribadah kepada Allah karena takut kepada-Nya. Ibadah mereka ini adalah ibadah para budak dan hamba sahaya. Ada sebagian orang yang beribadah kepada Allah demi memperoleh balasan dan ganjaran. Ibadah mereka ini adalah ibadah para pedagang. Ada sebagian orang lainnya lagi yang beribadah kepada Allah karena cinta kepada-Nya semata. Inilah ibadah orang-orang merdeka.”

Ibadah Budak dan Pedagang dalam kategori irfan/tasawuf adalah sejenis egoisme dan penyembahan diri bahkan syirik. Karena menginginkan sesuatu dalam penyembahan/ibadah, mereka ingin memuaskan egonya yaitu menginginkan sesuatu yang memang itu hasrat semua ego dan/atau menghindarkan sesuatu yang lainnya. Tuhan disembah, dalam ibadah bukan Tuhan targetnya tetapi dorongan diri-ego-nya lah yang melandasinya.

Banyak tokoh-tokoh awal dalam irfan/tasawwuf seperti, Imam Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Sidiq, Salman Al Farisi, Uways Al Qarany, Kumail Ibn Zaid, Mitsam Tammar, Hasan Al Basri. Pada Abad ke dua, ada beberapa orang yang terkenal seperti Bawazid Bustomy, Makruf al Karkhi, Junaid al Bagdadhi, dll. Mereka ini secara terang-terangan bicara irfan/tasawuf.

Imam ‘Ali mengatakan, “Allah bukan Dzat yang bisa dipahami dengan pengetahuan. Allah-lah yang menunjukkan argumen bagi Diri-Nya sendiri.” (Al-Majlisi, Bihar Al-Anwâr, jilid II, hlm. 186).

Metode Tasawwuf:

  1. Mengenal Diri Sendiri
  2. Mendekatkan diri pada Allah, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu (QS 2: 152).
  3. Mentauladani Nabi: Allah berfirman, Sesungguhnya dalam diri Rasulullah telah ada suri teladan yang baik bagimu. (QS 33: 21). Menjalankan Sunnah-sunnah anjuran Nabi saw.
  4. Menelaah Al Qur’an. “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu (QS 16: 89).

IMAN, HIJRAH DAN JIHAD

“Orang-orang yang BERIMAN dan BERHIJRAH serta BERJIHAD di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.”, “Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridaan, dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya, Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 20- 22).

Pengetahuan adalah pendorong terbaik bagi amal perbuatan, dan amal perbuatan melahirkan keyakinan. Jika seseorang yakin akan kebenaran ilmu dan pengetahuannya, maka dia pasti bertindak sesuai dengannya. Jika dia tidak bertindak sesuai dengannya, maka yang demikian itu berarti bahwa dia tidak yakin akan kebenaran ilmu dan pengetahuannya, dan bahwa pengetahuan dan keyakinannya tak lebih dari sekadar sejenis kesan mental semata.

Disinilah Pentingnya kata-kata Awaluddin Makrifatullah. Imam Ali bin Abi Thalib dalam Nahjul Balaghah (Khotbah Pertama/ke 1) mengatakan, Pangkal Agama ialah Makrifah tentang Nya (awaluddin Makrifatullah). Dalam Al Quran disebutkan; “Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,”(QS. Ibrahim 14: Ayat 24). “(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim 14: Ayat 25).

Dengan mengetahui Allah Rahman-Rahim, Keadilan Allah, Pengaturan Allah, Pembagian Rezeki Allah dll kita akan menjadi tenang. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 28). Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am 6: Ayat 82). Klu kita sudah cukup tahu itu, maka kita akan berkurang rasa khawatir dan bersedih hati (10: 62). “Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut/khawatir pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Yunus 10: Ayat 62).

Kekhawatir itu terjadi karena kita memikirkan masa depan yang belum pasti dan sedih itu terjadi karena memikirkan, tidak ridha terhadap masa lampau yang sudah terjadi.

Muhammad Alwi
Psikolog, Koosultan Pendidikan. Peminat Studi Islam, Filsafat-Psikologi dan Pendidikan.

Tentang pendidikan positif

Kami adalah Pendidik, Guru, Dosen dan Trainer. Riwayat Pendidikan : S1 : Manajemen dan Psikologi. S2 : Manajemen Human Resource, Univ Brawijaya Malang S3 : Manajemen Pendidikan Univ Negeri Malang. Kami mengembangkan Seminar, Workshop, dan berbagai Test berbasiskan psikology. Mulai dari 1. Workshop berbasiskan Multiple Intelligence, Topografi Otak, Power Personality, Performance Barrier, Succes with Understanding Personality, Otak Kanan- Otak Kiri, bagaimana mengetahui dan memanfaatkannya untuk sukses dll. Semua itu untuk pengembnagan SDM dan Human Capital. Baik untuk Guru, anak-anak (TK, SD, SMP, SMA, PT), juga untuk karyawan Industri dan Perusahaan. 2. Test test yang mendukung workshop dan seminar diatas seperti; a) Test Multiple Intelligence, b) Test Personality, c) Test Performance Barrier dll. Konsep Kami adalah......Discovering Your Royal road to learning, achievable and Personal Satisfaction. Bagaimana caranya? Caranya dengan discovering your talent, your ability (dengan pemahaman, test), the right place....maka sukses dan bahagia akan mudah didapatkan. Positif Pendidikan adalah Pendidikan yang berusahan menjadikan pebelajar (siapapun yang belajar), akan mampu untuk meraih tidak hanya sukses (achievable) tapi juga bahagia (will-being). Success and Happy.
Pos ini dipublikasikan di Filsafat dan Agama dan tag , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar