Definisi dan Ciri-Ciri Narsisme menurut DSM-IV

Dalam tulisan saya dahulu tentang “Narsisme, Akar Kekerasan (Dinamika “TAWURAN” dan KEKERASAN), dalam http://www.facebook.com/notes/muhammad-alwi/narsisme-akar-kekerasan-dinamika-tawuran-dan-kekerasan-/442923465746802. Ada sebuah pertanyaan penting yaitu; apa penyebab dan factor penentunya? Secara umum kita bisa menjawab bahwa setiap kejadian yang berhubungan dengan kepribadian, maka kita bisa melacak sebab-sebab terjadinya antara lain yaitu factor Genetika (Gen, DNA), Biologik (hormon, neurotransmitter tertentu), psikodinamik (berbagai faktor psikologis), juga Predisposisi (saat kelahiran, asupan makanan saat janin dst), dan factor didikan saat kecil (misalnya terlalu banyak mendapatkan pujian tanpa diimbangi dengan nasehat bahkan larangan yang memadai), juga factor-faktor lingkungan.

Narsisme dikatakan sebagai gangguan kepribadian yang memiliki prevalensi cukup tinggi, yaitu 5%-15% dan termasuk yang tidak mudah diobati. Mitchell JJ dalam bukunya, The Natural Limitations of Youth, mengatakan ada lima penyebab kemunculan narsis pada remaja, yaitu 1) Adanya kecenderungan mengharapkan perlakuan khusus, 2) Kurang bisa berempati sama orang lain, 3) Sulit memberikan kasih sayang, 4) Belum punya kontrol moral yang kuat, dan 5) Kurang rasional. Kedua aspek terakhir inilah yang paling kuat memicu narsisme yang berefek gawat.

Kriterium Narsisme menurut DSM-IV, Diagnostics and Statistics Manual, Fourth Edition-Text Revision (2000), sebuah kitab suci untuk para psikater adalah Orang narsis merasa dirinya sangat penting dan ingin sekali dikenal oleh orang lain karena kelebihannya. Pengidap narsis juga yakin kalau dirinya unik dan istimewa. Pokoknya tidak ada yang bisa menyamai dirinya. Sisi sering dianggap teman- temannya suka memuji-muji diri sendiri. Gejala lain, mereka selalu ingin dipuji dan diperhatikan. Mereka kurang sensitif terhadap kebutuhan orang lain karena yang ada dalam pikirannya cuma diri sendiri. Ditambah lagi, adanya rasa percaya orang lain itu berpikiran sama dengan dirinya. Orang narsis juga sensitif sekali kalau dikritik. Kritikan kecil bisa berarti sangat besar buat mereka.

Bagaimana ini menghasilkan sebuah agresi dalam bentuk tawuran pelajar dan lain-lain….bisa dilihat kelanjutannya dihttp://www.facebook.com/notes/muhammad-alwi/narsisme-akar-kekerasan-dinamika-tawuran-dan-kekerasan-/442923465746802

Tentang pendidikan positif

Kami adalah Pendidik, Guru, Dosen dan Trainer. Riwayat Pendidikan : S1 : Manajemen dan Psikologi. S2 : Manajemen Human Resource, Univ Brawijaya Malang S3 : Manajemen Pendidikan Univ Negeri Malang. Kami mengembangkan Seminar, Workshop, dan berbagai Test berbasiskan psikology. Mulai dari 1. Workshop berbasiskan Multiple Intelligence, Topografi Otak, Power Personality, Performance Barrier, Succes with Understanding Personality, Otak Kanan- Otak Kiri, bagaimana mengetahui dan memanfaatkannya untuk sukses dll. Semua itu untuk pengembnagan SDM dan Human Capital. Baik untuk Guru, anak-anak (TK, SD, SMP, SMA, PT), juga untuk karyawan Industri dan Perusahaan. 2. Test test yang mendukung workshop dan seminar diatas seperti; a) Test Multiple Intelligence, b) Test Personality, c) Test Performance Barrier dll. Konsep Kami adalah......Discovering Your Royal road to learning, achievable and Personal Satisfaction. Bagaimana caranya? Caranya dengan discovering your talent, your ability (dengan pemahaman, test), the right place....maka sukses dan bahagia akan mudah didapatkan. Positif Pendidikan adalah Pendidikan yang berusahan menjadikan pebelajar (siapapun yang belajar), akan mampu untuk meraih tidak hanya sukses (achievable) tapi juga bahagia (will-being). Success and Happy.
Pos ini dipublikasikan di Psikologi dan Pendidikan. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar