Ingin Berubah tetapi….? Kurikulum 2013 = Kurikulum KTSP +1.

IMG_1453Kurikulum 2013 sudah dijalankan awal tahun ini (tahun ajaran 2013/2014). Ada 5% sekolah yang dipilih di Indonesia (dari total sekolah). Dengan kriteria….punya kesiapan cukup (Negeri, bekas RSBI, atau sekolah Unggulan. Mereka semua terakrediatasi A, kira-kira seperti itu). Tahun depan diharapkan semua sekolah ber K-2013.
Apa persiapan, apa kebaikan, kekurangan dan hal-hal lain dalam implementasi K-2013, adalah sangat menarik untuk disimak dan didiskusikan. Dengan pengalaman belajar, melakukan sosialisasi, membantu, berdiskusi dengan sekolah, para guru yang sudah melaksanakannya, baik ter/dipaksa melaksanakan, mengikuti sosialisasi, berbicara dengan kemendiknas. Sesuatu pengalaman yang bisa di share bersama.

Secara sederhana, saya melihat K-2013, lebih mudah daripada K-2006/KTSP, sebab semuanya sudah diberikan, semuanya banyak tersedia. Dengan melihat buku-siswa dan buku-guru (baik SD kelas 1 dan 4), SMP (kelas VII) dan SMA (kelas X), kita akan tahu itu.
Ada beberapa hal yang penting dilihat disini. 1) Di SMA, pembagian kelas (IPA, IPS dan Bahasa) dimulai kelas X, 2) Pendekatan pembelajarannya dengan discovery learning, problem base learning dan scientific approach, serta 3) Penilaiannya adalah penilaian Otentik. 4) Silabus dan RPP disediakan dari pusat.
Dilihat dari sini, sebenarnya hanya no 1 yang benar-benar beda dengan K-2006/KTSP, no 2 dan 3, sudah ada di K-2006/KTSP. 4) Dulunya membuat sendiri, dengan panduan rambu-rambu dari pusat, sekarang diberikan (lebih mudah).
Dalam proses belajar, dimana discovery learning, problem base learning dan scientific approach diharapkan atau diharuskan dilaksanakan, maka butuh kesiapan mentalitas guru dan siswanya, juga sekolah (sarana-prasarana) dan kultur sekolah.

DSC01830PROSES PEMBELAJARAN
Metode Discovery Learning secara sederhana adalah proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk final, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Ia mempunya ciri mirip dengan inkuiri (inquiry) dan pendekatan Problem Solving.
Dalam mengaplikasikan Discovery Learning, Problem Base dan scientific approach, guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif. Kondisi seperti ini mengharuskan merubah kegiatan belajar mengajar dari teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, guru diharuskan memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Inilah inti dalam proses Pembelajaran dalam K-2013, yang sebenarnya sudah dituntut di K-2006/KTSP (tetapi tidak cukup berjalan dengan baik).
Pertanyaannya adalah, bila sebagian atau malah sebagian besar K-2013 adalah sama atau sangat mirip dengan K-2006/KTSP (Kita ingat di K-2006/KTSP ada CTL, pendekatan Kuntruktivistik, disana ada inquiri dll). tetapi sebelumnya kurang jalan. Lalu apa yang memberikan jaminan K-2013 akan sukses dan tidak mengalami kendala yang sama dengan Kurikulum sebelumnya????

SIKAP-MENTAL ADALAH INTINYA

DSC01868

Dalam kurikulum 2013, maka “Evaluasi Proses” dengan basis Penilaian Otentik, adalah core keberhasilannya. Dalam evaluasi proses, maka proses belajar mengajar (PBM) adalah soko-guru-nya. Maka kesimpulan secara sederhana dan cepat bisa diambil, guru adalah hal inti dalam kurikulum ini. Bagaimana mereka mau melakukan discovery learning, problem base learning, scientific approach dan penilaian otentik.
Pendekatan-pendekatan ini sebenarnya menjadikan mengajar guru menjadi lebih ‘SEDERHANA’, tetapi membutuhkan wawasan luas dan mengevaluasi/koreksi lebih serius, dengan penilaian otentik (mengimbangi proses pengajaran). Ini semua akan mengalami stuck, dead-lock bila guru masih senang cuap-cuap, mengajar, mengajar dengan pendekatan sederhana sekali dan dengan wawasan seadanya.
Dunia internet sudah sedemikian rupa, generasi kertas sudah berganti ke generasi samart-phone (androit, tablet dst). Maka discovery learning dst itu harus.….dan itu akan sangat tertunjang dengan itu semua (baca = internet). Pertanyaannya apakah guru kita siap???? Apakah guru kita sudah melek internet?? Tahu email, berlangganan internet, punya blog, memberikan tugas diambil di blognya, diserahkan via paper and file dst. Walaupun kita tahu bahwa guru sudah mendapatkan sertifikasi (tambahan gaji lumayan besar). Tetapi dari berbagai penelitian, sekian tahun sertifikasi, perubahan mentalitas belum cukup berubah. Ini sebuah tantangan.
Dalam manajemen sekolah kita mengetahui bahwa ada POAC, P = (Planning, yaitu bagaimana sekolah merencanakan, ini-itu, harus seperti ini dan seperti itu, urutan logisnya, beban-nya, tanggung jawabnya dst). Seperti Kurikulum 2013 ini, maka Planning sudah dikerjakan dengan baik. Lalu O (Organizing, bagaimana mengerjakannya, siapa bertanggung jawab apa, siapa melapor apa, dst. Disini ada job deskreption, job specification, job analisis dst…..). Guru ini mengajar ini, guru ini melakukan ini, ada buku guru, buku siswa dst.
Lalu masuk ke A (Actuating, Pengendalian. Intinya adalah Motivasi dan Leadership). Disini pertanyaannya, Bagaimana caranya memastikan (leadership), memotivasi agar guru-guru itu benar-benar melaksanakan Discovery learning, problem base learning dan scientific approach, melakukan penilaian otentik dst itu?? Inilah tantangannya yang sangat-sangat penting. Banyak guru yang membuat perencanakan prota/promes (program tahunan, semester), membuat RPP (perbaikan, sesuai dengan kondisi), melakukan setoran RPP kesekolah dst.
Tetapi MEMASTIKAN, MEMOTIVASI bahwa mereka benar-benar mau melaksanakan, mau menggunakan pendekatan-pendekatan itu, mau melakukan penilaian otentik di kelas, adalah TANTANGAN yang cukup serius. Inilah seringkali penyebab KEBERHASILAN YANG TERTUNDA pada sebuah Kurikulum. Kita ingat, ucapan teacher oriented menjadi student oriented, itu sudah didengungkan sejak lama. Sistem CBSA (Siswa belajar aktif), KBK, K-2006, semua menganjurkan itu……tetapi…..tetapi…???
Disinilah perlunya PERUBAHAN SIKAP, MENGUBAH MIND-SET, MENTALITAS SEKOLAH-SEKOLAH KITA. Sikap adalah kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara negatif (unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. Bagaimana mengubah sikap-sikap ini???? Jadi tantangannya tidak hanya, sekali lagi tidak hanya, perlu melakukan/membentuk master teacher, sosialisasi K-2013, mengadakan buku guru dan buku siswa, tetapi pelatihan pengubahan sikap, mengubah mentalitas……sehingga guru merasa dan menjadi YAKIN bahwa K-2013 adalah baik, mampu mengantarkan bangsa ini ke yang lebih baik, MUDAH (dibandingkan dengan sebelumnya) dll………….adalah sangat-sangat penting.
Informasi, pengetahuan saja (lewat sosialisasi, workshop) tidak sampai mampu mengantarkan pada tindakan………….tetapi sebuah Pemahaman, Keyakinan………..itulah yang akan mengantarkannya melakukan tindakan. Sekali lagi…..mentalitas, sikap, dan keyakinanlah yang juga mesti diwadahi, dilakukan, diprogramkan. Ini sebuah tantang yang sepertinya kurang dipahami atau direspon oleh aparat pendidikan terkait.
BUAT SATUAN PENDIDIKAN (SEKOLAH)
DSC_1013Kunci sukses sekolah adalah kepala sekolah (KS), sebab KS adalah berperan dalam A (actuating) tadi. Kepala sekolah adalah leader di sekolah, sekaligus motivator di sekolah. Apapun kurikulumnya bila KS tidak mampu memotivasi dan memimpin guru-guru dan stake-holder sekolah…………maka kesuksesan sebuah sekolah/kurikulum akan sangat-sangat rendah. Pelatihan leadership dan morivasi KS sangat penting, tidak hanya teknis administrasi dan kurikulum. Kita mesti ingat sebuah kata bahwa, PADA DASARNYA MANUSIA INGIN BERUBAH, TETAPI TIDAK MAU DIUBAH.
Betapa besar pahala kita (guru/KS) apabila karena sentuhan kita, maka banyak kebaikan yang terjadi pada guru/guru, siswa kita. Karena sentuhan kita, jadilah Habibie….yang sangat bermanfaat buat banyak orang. Jelas kita punya andil pahala besar yang terus menerus mengalir karenanya. Tetapi betapa dosa kita, bila karena marah-marah kita, pendekatan kita yang amburadul (tidak mengindahkan kondisi psikologis peserta didik), akhirnya mereka minder, rendah diri……dst.
Pengawas-pengawas sekolah mestinya diaktifkan, tidak sekadar dijadikan tempat ‘pensiunan’ jabatan karier. Pengawas itu biasanya mengawasi/mengkoordinis beberapa sekolah. Mestinya pengawas melakukan/diajak duduk bersama (ini tugas KS atau MKKS), bukan formalitas datang kesekolah. Biasanya pengawas akan merasa ‘sok-hebat’ pada sekolah-sekolah kecil, tetapi menjadi sangat formalitas datang-nya bila sekolah itu sudah besar.
Kesenjangan bangsa kita, kelemahan bangsa ini, ekonomi, politik, moral, dll………….hanya mungkin dilakukan secara massis dengan pendidikan. Dan pendidikan yang massif, massal adalah sekolah. Guru (tidak harus guru kelas, sekolah) adalah pilar hampir semua hal dalam keberhasilan. MAKA Lihatlah guru, prioritaskan dalam penanganannya, evaluasilah, berilah reward and punishment serius……maka mereka akan menjadi unggul. Hasilnya………………………..Indonesia akan lebih baik…..more and more.

Wallahu a’lam.
Bagaimana menurut anda?

Muhammad Alwi S.Psi, MM

Tentang pendidikan positif

Kami adalah Pendidik, Guru, Dosen dan Trainer. Riwayat Pendidikan : S1 : Manajemen dan Psikologi. S2 : Manajemen Human Resource, Univ Brawijaya Malang S3 : Manajemen Pendidikan Univ Negeri Malang. Kami mengembangkan Seminar, Workshop, dan berbagai Test berbasiskan psikology. Mulai dari 1. Workshop berbasiskan Multiple Intelligence, Topografi Otak, Power Personality, Performance Barrier, Succes with Understanding Personality, Otak Kanan- Otak Kiri, bagaimana mengetahui dan memanfaatkannya untuk sukses dll. Semua itu untuk pengembnagan SDM dan Human Capital. Baik untuk Guru, anak-anak (TK, SD, SMP, SMA, PT), juga untuk karyawan Industri dan Perusahaan. 2. Test test yang mendukung workshop dan seminar diatas seperti; a) Test Multiple Intelligence, b) Test Personality, c) Test Performance Barrier dll. Konsep Kami adalah......Discovering Your Royal road to learning, achievable and Personal Satisfaction. Bagaimana caranya? Caranya dengan discovering your talent, your ability (dengan pemahaman, test), the right place....maka sukses dan bahagia akan mudah didapatkan. Positif Pendidikan adalah Pendidikan yang berusahan menjadikan pebelajar (siapapun yang belajar), akan mampu untuk meraih tidak hanya sukses (achievable) tapi juga bahagia (will-being). Success and Happy.
Pos ini dipublikasikan di Psikologi dan Pendidikan dan tag , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar