Ruslan : Kalkulator Berjalan (Para-Specialisme), Hanya lulus Kelas 3 SD

AUTISME. IDIOT-SAVAT DAN “PARA-SPECIALISME”

Ideot Savant Ruslan alias Ullang“945 dikali 274 ditambah 587 dikurang 354 hasilnya berapa Ruslan?” teriak salah satu pengunjung warkop. “Hasilnya 259.163,” sahut Ullang dalam beberapa detik saja sambil terkekeh. “Kalau 5.453 dikurang 986 lalu dikali 356 berapa hasilnya?” tanya pengunjung lainnya. “Hasilnya 1.590.252, betul kan,” tambah Ullang.

Pria yang juga gemar bercanda ini lalu bercerita soal dirinya yang sempat mengenyam bangku pendidikan hanya sampai kelas 3 SD. Namun saat itu, Ullang mengaku bosan dengan pelajaran matematika yang diperolehnya di sekolah. Suatu waktu ia pernah protes ke guru matematikanya lalu mengujinya. Ternya sang guru tidak mampu menyamai kemampuan berhitung cepat Ullang.

“Saya diusir guru di sekolah karena protes sama guru karena pelajaran matematikanya itu-itu terus, saya bosan dan guru itu marah,” tuturnya.

Masyarakat sudah menganggap Ullang seperti bagian dari keluarganya. Karena Ullang tidak pernah meminta-minta uang, apalagi meresahkan. Namun setiap kali Ullang bisa menjawab soal matematika, warga tak segan memberi uang atau sekadar mentraktirnya segelas kopi. “Kalau ada yang kasih uang, saya akan kasih ibu saya untuk beli beras, saya tidak pernah minta tapi kalau dikasih saya terima,” kata Ullang.

Sangat menarik cerita Ullang. Apakah ini semacam ideot-savant ala Gardner (yang menginspirasi film, Rain Man), atau Kecerdasan emosinya yang rendah ala (Antonio Damasio dan Joseph LeDEoux, yang akhirnya dipopulerkan oleh Daniel Qoleman dengan EQ) atau Keselahan dan trauma dengan sistem dan pola mengajar guru-gurunya saat kecil.

Sayang orang seperti ini tidak tertangani dengan baik. Padahal bila kita mampu menempatkannya pada ceruk kecerdasannya…..maka sukses akan mampu dia raih. Banyak pekerjaan….banyak wilayah yang membutuhkan manusia-manusia khusus, yang mungkin lemah ditempat lain, tapi sangat presisi, akurat ditempatnya.

Tidak ada manusia yang diciptakan….sia-sia…….yang ada adalah salah tempat atau salah ditempatkan.

Di Denmark ada istilah “Para-Specialisme”, yaitu sebuah perusahaan dengan kerja-kerja sangat terspesialisasi. Ini adalah sebuah perusahaan sosial yang inovatif di mana sebagian besar karyawan memiliki diagnosis pada spektrum autisme. Karyawan bekerja sebagai konsultan bisnis pada tugas-tugas seperti pengujian software, pencarian ‘bug’, pemrograman dan data-entri untuk sektor publik dan swasta.

Perusahaan ini memanfaatkan karakteristik khusus dan bakat orang dengan autisme dan menggunakannya sebagai keunggulan kompetitif, dan sebagai sarana untuk membantu orang dengan autisme mendapatkan pekerjaan yang berarti. Di banyak negara hal seperti ini mulai menggejala

Saat test psikologi Pauli-inventori test, sebuah test ketahanan dan tingkat kosentrasi dst. isi dari test-test ini adalah menghitung angka-angka 3+5, 3+7, 6+9 dst………dengan jumlah sangat banyak. mungkin ratusan atau ribuan 1000 soal (dalam 1 lembar kertas putih ukuran A3). Tidak ada orang yang tidak mampu mengerjakan itu. tapi lama waktu, konsentrasi, kejenuhan dst…….membuat pasti akan ada kesalahan dan tidak selesainya soal-soal itu. Disinilah analisia dilakukan (dengan skore daya tahan dalam tekanan, kejenuhan kerja dll).

Orang-orang dengan Spektrum autisme tertentu, bisa mengerjakan itu dengan nilai benar-semua mengapa?? Inilah para-spesialisme. Mereka punya kelebihan ditempat tertentu, konsentrasi dalam jangka panjang tanpa putus, kejenuhan dst. Dibandingkan orang-orang umumnya yang tidak ada spektrum autisme-nya.

Bila pekerjaan-pekerjaan sortier, analisis bug, pengujian soft-ware yang banyak sekali. Sangat melelahkan, kejenuhan dst. Mereka 1 orang bisa mengalahkan 4-5 orang biasa.

Mengapa mereka menjadi ‘tidak normal’???? Inilah mungkin diskusi dan problem dari ADHD (dalam DSM-IV, sebagai buku induk menentukan kelainan-kelainan dan spektrum-spektrum tadi). Bukankah semua manusia punya kelebihan-kelebihan dan kelemahannya masing-masing?

Tidak ada manusia yang diciptakan sia-sia, yang ada adalah salah penempatan dan salah ditempatkan.

 

Tentang pendidikan positif

Kami adalah Pendidik, Guru, Dosen dan Trainer. Riwayat Pendidikan : S1 : Manajemen dan Psikologi. S2 : Manajemen Human Resource, Univ Brawijaya Malang S3 : Manajemen Pendidikan Univ Negeri Malang. Kami mengembangkan Seminar, Workshop, dan berbagai Test berbasiskan psikology. Mulai dari 1. Workshop berbasiskan Multiple Intelligence, Topografi Otak, Power Personality, Performance Barrier, Succes with Understanding Personality, Otak Kanan- Otak Kiri, bagaimana mengetahui dan memanfaatkannya untuk sukses dll. Semua itu untuk pengembnagan SDM dan Human Capital. Baik untuk Guru, anak-anak (TK, SD, SMP, SMA, PT), juga untuk karyawan Industri dan Perusahaan. 2. Test test yang mendukung workshop dan seminar diatas seperti; a) Test Multiple Intelligence, b) Test Personality, c) Test Performance Barrier dll. Konsep Kami adalah......Discovering Your Royal road to learning, achievable and Personal Satisfaction. Bagaimana caranya? Caranya dengan discovering your talent, your ability (dengan pemahaman, test), the right place....maka sukses dan bahagia akan mudah didapatkan. Positif Pendidikan adalah Pendidikan yang berusahan menjadikan pebelajar (siapapun yang belajar), akan mampu untuk meraih tidak hanya sukses (achievable) tapi juga bahagia (will-being). Success and Happy.
Pos ini dipublikasikan di Psikologi dan Pendidikan dan tag , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar