RASA SYUKUR (GARTTUDE) POSITIVE: PARASETAMOL “PARADOX SIFAT MANUSIA”

Gratitude“Pada dasarnya manusia itu mudah berkeluh kesah”. Saat awal-awal saya merenungkan teks ini saya agak aneh. Mengapa kita diberikan sifat ini? Pada dasarnya manusia ini punya sifat “tidak pernah puas”. Padahal unsure sebenarnya sukses dan bahagia adalah kepuasan. Disini ada semacam paradox yang ditanamkan pada diri kita. Disatu sisi ini ketidakpuasan adalah unsure yang membuat manusia melesat setinggi-tingginya. Memperbaiki selalu mengidealkan sesuatu yang tidak akan pernah selesai, tetapi disisi lain kita akan terpuruk karena rasa tidak puas dan tidak selesai itu.

Problema Perbandingan dengan yang lain.

Dalam sebuah riset dikatakan bahwa ada dua pasangan yang sedang bertengkar. Pasangan A dan Pasangan B. Dua pasangan itu meninggalkan rumah masing-masing untuk sebuah pertemuan di sebuah restoran. Pasangan A berselisih dan bertengkar dengan pasangannya di mobil saat menuju di restotan. Demikian pasangan B juga sama, dengan problema masing-masing. Tetapi saat kedua pasangan itu sampai di restoran, mereka berakting seakan-akan semuanya baik-baik saja.

“hai, bagaimana kabar kalian? Tanya pasangan A.
“baik, sangat baik. Dan bagaimana kabar kalian?” jawab pasangan B.

Selama makan malam direstoran itu tidak satupun kedua pasangan itu membahas tentang perselisihan mereka. Tetapi dalam perjalan pulang kembali ke rumah masing-masing, pasangan A bertanya pada pasangannya, “ Apakah kamu melihat betapa bahagia dan saling mencintainya pasangan B? mengapa kita tidak bisa magahia seperti mereka? Sementara itu di mobil yang lain, pasangan B, mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan pasangan A.

Ketidak bahagiaan kedua pasangan itu tidak hanya disebabkan oleh perselisihan mereka tetapi akan lebih menderita lagi, karena mereka membandingkan diri mereka dengan pasangan lainnya.

KETIDAKPUASAN # KETIDAKBAHAGIAAN

Ketidakpuasan tidak selalu menghasilkan ketidakbahagiaan….sebab kita bisa berkata: Saya sudah merasa bahagia dengan apa yang saya miliki meskipun saya tidak puas dengannya”.

Saya yakin pemahaman akan Tuhan dan Agama akan menyelesaikan ini. Rasul saw pernah berkata, kepada salah satu Istrinya; “ Kalau aku saja tidak berlaku adil lalu siapa lagi yang mampu melakukannya”.

Kalau kita yakin bahwa rizki dan hal-hal lain setelah kita berusaha dst adalah tataran pembagian, qadha dan qadhar Allah. Maka kita akan bisa berkata; Saya mesti syukur (menerima), sebab siapakah yang lebih baik, adil, lebih bijaksana dalam seluruh pembagiannya, aturannya kecuali DIA?

Dengan ini maka kita bisa melakukan 2 hal yaitu 1) tahu bahwa ketidakpuasan itu pasti ada, maka ketidak-puasan tidak boleh mengganggu kebahagiaan kita dan 2) kita berupaya memperbaiki kekurangan-kekurangan kita yang menyebabkan ketidak-puasan kita. Inilah rasa syukur yang positif.

Muhammad Alwi, S.Psi,.MM

Tentang pendidikan positif

Kami adalah Pendidik, Guru, Dosen dan Trainer. Riwayat Pendidikan : S1 : Manajemen dan Psikologi. S2 : Manajemen Human Resource, Univ Brawijaya Malang S3 : Manajemen Pendidikan Univ Negeri Malang. Kami mengembangkan Seminar, Workshop, dan berbagai Test berbasiskan psikology. Mulai dari 1. Workshop berbasiskan Multiple Intelligence, Topografi Otak, Power Personality, Performance Barrier, Succes with Understanding Personality, Otak Kanan- Otak Kiri, bagaimana mengetahui dan memanfaatkannya untuk sukses dll. Semua itu untuk pengembnagan SDM dan Human Capital. Baik untuk Guru, anak-anak (TK, SD, SMP, SMA, PT), juga untuk karyawan Industri dan Perusahaan. 2. Test test yang mendukung workshop dan seminar diatas seperti; a) Test Multiple Intelligence, b) Test Personality, c) Test Performance Barrier dll. Konsep Kami adalah......Discovering Your Royal road to learning, achievable and Personal Satisfaction. Bagaimana caranya? Caranya dengan discovering your talent, your ability (dengan pemahaman, test), the right place....maka sukses dan bahagia akan mudah didapatkan. Positif Pendidikan adalah Pendidikan yang berusahan menjadikan pebelajar (siapapun yang belajar), akan mampu untuk meraih tidak hanya sukses (achievable) tapi juga bahagia (will-being). Success and Happy.
Pos ini dipublikasikan di Psikologi dan Pendidikan dan tag , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar